Overview Protocol ISIS (Intermediate System to Intermediate System) Halo semua balik lagi di blog ini, Masih dengan tema pembahasan protocol routing intra domain, Kali ini kita akan coba membahas routing protocol ISIS (Intermediate System to Intermediate System). ISIS adalah Link-state IGP yang menggunakan algoritma shortest-path-first untuk menentukan route nya. Ya tepat sama seperti OSPF yang menggunakan algoritma tersebut namun ISIS awalnya didesain bukan untuk IP Routing melainkan untuk protocol ISO CLNP (Connectionless Network Protocol). Karena pada awalnya ISIS bukan untuk IP routing maka saat ini telah berkembang dan menghasilkan Dual ISIS yang telah support untuk IPv4, IPv6 ataupun CLNS.

Seperti yang kita ketahui bahwa Routing protocol Link-state memuat 3 informasi database maka ISIS juga memiliki database tabel diantarnya :

  • Adjacency Database, Berisi Neighbor router yang sama-sama mengaktifkan routing protocol link-state yaitu OSPF/ISIS.
  • Link State Database, LSDB berisi semua informasi update yang diterima dari router-router lain.
  • Forwading Database, Berisi best path atau jalur terbaik sebuah tujuan dimasukan kedalam tabel ini.

Difference Between OSPF and ISIS

Berikut adalah sedikit rangkuman perbedaan antara OSPF dan ISIS :

  1. ISIS memiliki Designated Router dengan sebutan DIS (Designated Intermediate System) dan tidak memiliki BDR.
  2. OSPF berjalan menggunakan IP sedangan ISIS spesifik berjalan menggunakan "Layer-2 Encapsulation".
  3. ISIS tidak memiliki fitur virtual link.
Pada OSPF kita mengenal adanya konsep area, Dalam satu Autonomous system dipecah menjadi beberapa area yang kemudian area-area tersebut harus terhubung kedalam area 0 atau backbone area. Untuk alasan kenapa dipecah menjadi beberapa area kalian bisa baca postingan sebelumnya tentang ospf disini.

Lalu bagaimana dengan ISIS? Pada ISIS konsep area disebut sebagai Area Level 1 dan Level 2. Area Level 2 direpresentasikan sebagai backbone dan memiliki fungsi serupa dengan area 0 pada ospf. Tidak seperti area backbone di ospf, Area pada ISIS dapat menjadi backbone selama contiguous antar area Level 2 tersebut.

 ISIS Router Type

Pada OSPF kita mengenal beberapa jenis router, Di ISIS kita hanya mengenal 2 jenis router type yaitu :
  1. Level 1 IS
  2. Level 2 IS
Pada Router type Level 1 ini hanya dapat melakukan routing di 1 area saja (intra area), Ini mirip seperti Internal router di OSPF. Kemudian untuk routing inter area tugas ini diserahkan kepada Level 2 Router. 
Default nya ketika kita mengaktifkan protocol ISIS router tersebut akan mengaktifkan keduanya yaitu L1/L2 IS. Fungsi L1/L2 Router adalah sebagai ABR untuk menjembatani router L1 dan L2. Karena jika pada Edge router hanya mengaktifkan L2 IS untuk meneruskan network ke internal area/L1 IS tidak bisa, Kenapa? Karena Hello packet yang dikirimkan berbeda sehingga tidak terjadi nya adjacency antar router. Untuk Packet type ISIS akan kita bahas dibawah.

ISIS Packet

Untuk membangun sebuah jaringan yang convergence tentu membutuhkan prosess adjacency, pertukaran database,dll. Maka diperlukan beberapa packet untuk mencapai kondisi tersebut. Paket-paket yang digunakan ISIS diantaranya adalah :
  • IIH (IS to IS Hello), Sama seperti ospf paket pertama yang dikirim adalah Hello packet, Namun hello paket di ISIS dibagi menjadi 2 yaitu :
    • IIH L1, Hello paket yang dikirim oleh L1 IS.
    • IIH L2, Hello paket yang dikirim oleh L2 IS.
  • LSP (Link State PDU), Jika di ospf kita mengenal LSU yang berisikan LSA, Di ISIS paket tersebut bernama LSP yang berisi hampir sama seperti LSA yaitu Metric,Network yang di advertise,dll. Yang berbeda dari OSPF adalah update nya berupa IP, Namun ISIS isinya lebih flexible yaitu tidak hanya IP melainkan juga terdapat CLNS karena memang awalnya dibuat untuk CLNS tersebut.

Notes : Didalam Update LSP terdapat TLV (Type Length Value) yaitu informasi yang terdapat didalam Update tersebut. Misalnya terdapat Type 128 dengan Length 32bit dan Value IP Prefix.

  • CSNP (Complete Sequence Number PDU), Paket ini berisi Summary dari update yang diketahui oleh router ini, Sama seperti DD/DBD pada ospf paket yang berisi ringkasan apa saja yang diketahui oleh router tersebut.
  • PSNP (Partial Sequence Number PDU), Paket ini digunakan untuk request LSP, Paket ini sama seperti LSR di ospf paket. Yaitu paket yang dikirim untuk request dari CSNP yang telah diberikan.
  • PSNP Acknowledgment, Setelah Missing CSNP di request dengan PSNP balasan dari Router yang telah menerima full LSP akan mengirimkan PSNP Acknowledgment dan membentuk SPF tree nya di masing-masing router.

ISIS Metric

ISIS Memiliki 2 type metric yaitu :
  • Narrow, Untuk narrow maksimum nya untuk link(hop) adalah 63 dan untuk path(full hop/end-to-end) maximum nya 1023.
  • Wide, Untuk wide memiliki 1 link maximum 2^24 dan untuk path nya 2^32
Biasanya Penggunaan wide dan narrow metric enable keduanya, Tapi karena narrow nya masih aktif maka maximum nya tetap mengikuti narrow metric maka untuk best pratice jika ingin menggunakan yang besar kita bisa disable narrow nya.

ISO Address

Karena ISIS adalah protocol ISO, ISO memiliki protocol yang namanya CLNP (Connectionless Network Protocol). CLNP ini memiliki alamat yang bernama NSAP (Network Service Access Point). NSAP memiliki format nya sendiri, Contohnya :

49.xxxx.xxxx.xxxx.xxxx..xx
 
Penjelasan :

6 Hexa pertama disebut sebagai Area ID 
12 Hexa disebut sebagai System ID
2 Hexa terakhir disebut sebagai NSEL (NSAP Selector)

Untuk Area ID angka depan nya tidak selalu 49, Maksud 49 adalah Private Address sama dengan Private IP yang kita gunakan di IP. Untuk NSAP Private Adress dimulai dari 49.

Berikut nya adalah System ID, Dalam 1 area System ID harus unik biasanya direpresentasikan dengan Mac Address atau Loopback Address.

Yang terakhir adalah NSEL, Penggunaan NSEL ini meununjukan Service sama seperti TCP/IP yang menggunakan port number sebagai service. 00 disini adalah nomor NSEL untuk IS/Router. NSAP yang memiliki NSEL 00 maka NSAP tersebut disebut sebagai NET (Network Entitity Tittle).

Syarat untuk terbentuknya network ISIS adalah adanya ISO Address/NSAP yang dapat di aplikasikan menggunakan Loopback address atau menggunakan Mac Address yang kebetulan panjang bit nya sama, Contoh penggunaan ISO Address :

Misal router memiliki,
IP Loopback = 192.168.10.1/32
Mac Address = 80CD.CCFE.4004
Area = 1
Kemudian kita akan coba membuat alamat NSAP menggunakan Loopback tersebut dengan cara membuat susunan nya menjadi 4 bit maka alamat NSAP nya menjadi seperti berikut 49.0001.1921.6800.1001.00

Jika ingin menggunakan Mac Address kita tinggal ganti System ID nya dengan alamat tersebut, Maka alamat nya menjadi 49.0001.80CD.CCFE.4004.00

Untuk System ID nya kita bisa menggunakan kedua metode tersebut namun best pratice nya menggunakan IP Loopback karena lebih mudah diingat.

Penggunaan NSAP cukup di 1 Router tidak perlu di semua Interface Router tersebut. Tidak seperti penggunaan IP yang diberikan di tiap interface nya.


Sekian Penjelasan sederhana tentang ISIS semoga dapat membantu untuk memahami Routing Protocol yang satu ini.

Stay Curious



0 Comments